Analisis Penerimaan E-Procurement Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) di Lingkungan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Keuangan Yogyakarta
Abstract
Penelitian tentang Penerimaan E-Procurement dengan Pendekatan TAM di LPSE Kementerian Keuangan Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived easy to use (persepsi kemudahan penggunaan) maupun perceived usefullness (persepsi kebermanfaatan) aplikasi e-procurement(selanjutnya disebut e-proc) terhadap acceptance (penerimaan) penyedia barang/jasa.
Penerimaan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) oleh penyedia barang/jasa sangat berpengaruh terhadap realisasi keinginan bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Hal ini sesuai dengan tujuan e-proc dalam Perpres No. 54 Th. 2010 pasal 17. Demikian besar pengaruh penerimaan e-proc terhadap keinginan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih tersebut, maka penelitian ini sangat strategis.
Penelitian dengan metode kuantitatif ini didukung dengan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada 100 penyedia barang/jasa sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penyedia barang/jasa berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna e-proc sebesar 33,1%, sedangkan persepsi kebermanfaatan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pengguna e-proc sebesar 54,7%. Adapun pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan kebermanfatan terhadap penerimaan pengguna e-procsecara simultan adalah signifikan, sebesar 61,5%.
Berdasarkan hasil penelitian, saran bagi LPSE Kementerian Keuangan: perlu menyederhanakan sistem, melakukan sosialisasi dan workshop teknis pelaksanaan e-proc untuk penyedia barang/jasa, serta mempermudah persyaratan yang harus dipenuhi para mengikuti e-procurement.