dc.contributor.author | Sugiyanto | |
dc.date.accessioned | 2019-08-30T10:43:33Z | |
dc.date.available | 2019-08-30T10:43:33Z | |
dc.date.issued | 2019-06 | |
dc.identifier.isbn | 978-602-451-446-4 | |
dc.identifier.uri | http://repository.stia-aan.ac.id/handle/123456789/24 | |
dc.description | Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu penulis mencobamenguraikan masalah-masalah dana desa di lapangan serta memberikan ide-ide solutif sehingga pemerintah desa tetap berada pada tujuan kemandirian penyelenggaraan pelayanan publik. Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi pustaka dari
berbagai artikel ilmiah. Dana desa selalu menarik untuk dikaji dalam dua sisi, yaitu manfaat dan masalah. Bagi beberapa ahli melihat bahwa dana desa dianggap sebagai angin segar untuk menjalankan pembangunan desa. Akan tetapi, di sisi lain dana desa juga menimbulkan efek ketergantungan dari beberapa desa sehingga konsep menstimulankan kemandirian desa justru tidak terjadi. Setiap tahunnya, beberapa desa berlomba-lomba untuk memajukan proposal kepada Pemerintah demi mendapatkan dana desa yang berjumlah fantastis. Hal ini mencederai pada otonomi daerah lingkup desa terkait menciptakan kemandirian desa dalam pengelolaan kekayaan milik desa. Bahkan dengan jumlah yang fantastis tersebut menjadi lubang buaya bagi pemerintah desa yang tersangkut kasus korupsi. Dengan demikian, pemerintah desa belum siap pula untuk menerima derasan aliran uang yang terbungkus dalam dana desa. Penguatan modal BUMDesa dalam mengembangkan potensi desa tematik dapat menjadi solusi untuk pembangunan desa dan meningkatkan kemandirian desa. BUMDesa merupakan lembaga lokal yang ditugaskan dalam mengelola sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh sebab itu, aliran dana desa sebaiknya diarahkan untuk penguatan BUMDesa. | en_US |
dc.description.abstract | Tujuan dari penulisan kajian ini yaitu penulis mencobamenguraikan masalah-masalah dana desa di lapangan serta memberikan ide-ide solutif sehingga pemerintah desa tetap berada pada tujuan kemandirian penyelenggaraan pelayanan publik. Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi pustaka dari
berbagai artikel ilmiah. Dana desa selalu menarik untuk dikaji dalam dua sisi, yaitu manfaat dan masalah. Bagi beberapa ahli melihat bahwa dana desa dianggap sebagai angin segar untuk menjalankan pembangunan desa. Akan tetapi, di sisi lain dana desa juga menimbulkan efek ketergantungan dari beberapa desa sehingga konsep menstimulankan kemandirian desa justru tidak terjadi. Setiap tahunnya, beberapa desa berlomba-lomba untuk memajukan proposal kepada Pemerintah demi mendapatkan dana desa yang berjumlah fantastis. Hal ini mencederai pada otonomi daerah lingkup desa terkait menciptakan kemandirian desa dalam pengelolaan kekayaan milik desa. Bahkan dengan jumlah yang fantastis tersebut menjadi lubang buaya bagi pemerintah desa yang tersangkut kasus korupsi. Dengan demikian, pemerintah desa belum siap pula untuk menerima derasan aliran uang yang terbungkus dalam dana desa. Penguatan modal BUMDesa dalam mengembangkan potensi desa tematik dapat menjadi solusi untuk pembangunan desa dan meningkatkan kemandirian desa. BUMDesa merupakan lembaga lokal yang ditugaskan dalam mengelola sumber daya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Oleh sebab itu, aliran dana desa sebaiknya diarahkan untuk penguatan BUMDesa. | en_US |
dc.publisher | K-Media | en_US |
dc.subject | Dana Desa | en_US |
dc.subject | Ketergantungan | en_US |
dc.subject | Kemandirian | en_US |
dc.subject | Pemerintah Desa | en_US |
dc.title | Polemik Dana Desa Sebagai Stimulan Kemandirian atau Alat Ketergantungan Desa | en_US |
dc.title.alternative | Menata Desa : Bunga Rampai Pemikiran | en_US |
dc.type | Book | en_US |